Kudus, 27 Mei 2020
Muhammad Assiry
Muhammad Assiry
Terasa teduh dan khusu'pun menjadi terasa makin penuh. Tampak seorang santri PSKQ Modern Ustaz Firman Hamzah sendiri bemunajat
kepada Allah dengan dikelilingi ayat -ayat firman Allah yang tergores
indah berpadu warna coklat keemasan.
Santri -Santri senior PSKQ Modern memang selalu is the best. Terus
berkarya ditengah virus covid-18 meskipun mgga bisa pulang mudik ke PSKQ
Modern. Ownernya pun puas dan terus mengapresiasi karya yang terlahir
dari rasa bahagia dan "qalbun salim" oleh para Santri PSKQ Modern ini.
Saya hanya bisa bermunajat semoga Allah mengganti waktu yang telah digunakan untuk berkarya dengan keberkahan dan limpahan kemanfaatan dan diangkat derajat kalian oleh Allah setinggi-tingginya, Amiiin.
Saya selalu mengingatkan kepada para Santri PSKQ Modern bahwa puncak ilmu itu bukan materi, prestasi tinggi, jabatan atau semacamnya tetapi puncak ilmu kaligrafi itu adalah sejauh mana engkau memanfaatkan sebesar- besarnya untuk lingkungan dan sesamamu.
Hirarki tertinggi itu bukan kuasa, kaya, kuat dan pintar, tapi manfaat. Sekarang ini banyak orang geer pada dirinya sendiri karena sudah kaya, pintar, berkuasa dan kuat. Padahal kaya, pintar, kuasa dan kuat itu masih bahan mentah. Masih harus diolah lagi agar jadi bermanfaat.
Makanya jangan bangga dulu kalau sudah kaya, berkuasa, pintar dan kuat. Bahkan jangan kemaki alias nggaya petantang- petenteng meremehkan kaligrafer lain yang belum juara.
Ini nasehat untuk mengingatkan pada saya pribadi juga temen-temen lainnya yang sudah dinobatkan jadi Juara Kaligrafi dan hebat.
Juara itu putusan juri yang hanya segelintir orang. Biarlah publik yang menilai kamu pantas jadi juara atau tidak.
Ingat brow...Tuhan itu ngga ngurusi pialamu, pangkat, jabatan apalagi sertifikat prestasimu. Jadi jangan kecil hati jika nobody. Karena yang dilihat Allah itu seberapa besar manfaat hidupmu buat orang lain bukan hanya untuk kepentingan dan perutmu sendiri.
_____
Ilustrasi: Penampakan kaligrafi full motif di Masjid Yayasan Al Muza H.Mustafa Kamal, Jember, Jawa Timur karya: Assiry Art & Santri Pskq Modern Kudus Jateng.
Saya hanya bisa bermunajat semoga Allah mengganti waktu yang telah digunakan untuk berkarya dengan keberkahan dan limpahan kemanfaatan dan diangkat derajat kalian oleh Allah setinggi-tingginya, Amiiin.
Saya selalu mengingatkan kepada para Santri PSKQ Modern bahwa puncak ilmu itu bukan materi, prestasi tinggi, jabatan atau semacamnya tetapi puncak ilmu kaligrafi itu adalah sejauh mana engkau memanfaatkan sebesar- besarnya untuk lingkungan dan sesamamu.
Hirarki tertinggi itu bukan kuasa, kaya, kuat dan pintar, tapi manfaat. Sekarang ini banyak orang geer pada dirinya sendiri karena sudah kaya, pintar, berkuasa dan kuat. Padahal kaya, pintar, kuasa dan kuat itu masih bahan mentah. Masih harus diolah lagi agar jadi bermanfaat.
Makanya jangan bangga dulu kalau sudah kaya, berkuasa, pintar dan kuat. Bahkan jangan kemaki alias nggaya petantang- petenteng meremehkan kaligrafer lain yang belum juara.
Ini nasehat untuk mengingatkan pada saya pribadi juga temen-temen lainnya yang sudah dinobatkan jadi Juara Kaligrafi dan hebat.
Juara itu putusan juri yang hanya segelintir orang. Biarlah publik yang menilai kamu pantas jadi juara atau tidak.
Ingat brow...Tuhan itu ngga ngurusi pialamu, pangkat, jabatan apalagi sertifikat prestasimu. Jadi jangan kecil hati jika nobody. Karena yang dilihat Allah itu seberapa besar manfaat hidupmu buat orang lain bukan hanya untuk kepentingan dan perutmu sendiri.
_____
Ilustrasi: Penampakan kaligrafi full motif di Masjid Yayasan Al Muza H.Mustafa Kamal, Jember, Jawa Timur karya: Assiry Art & Santri Pskq Modern Kudus Jateng.